Jumat, 17 Februari 2012

Asal Mula Celana Jeans


a)      Sejarah Jeans Levi’s
Levi Strauss (lahir 26 Februari 1829 – meninggal 26 September 1902 pada umur 73 tahun) adalah seorang produsen pakaian Amerika Serikat yang berasal dari Bavaria, Jerman. Ia terlahir sebagai Löb Strauß di Buttenheim, Bayern, dari keluarga Yahudi. Ia mengubah namanya menjadi Levi Strauss pada 1850.
Pada tahun 1847 Strauss pindah bersama ibu dan 2 saudarinya ke New York, Amerika Serikat untuk bergabung dengan ke-2 saudaranya, Jonas dan Louis Löb, yang memiliki bisnis barang kering. Namun pada 1853 Levi memutuskan untuk pindah ke San Fransisco, California. Ia mendirikan sebuah toko tekstil berbahan dry goods, mulai dari baju, selimut, hingga sapu tangan. Saat itu, banyak tempat di Amerika yang digunakan sebagai lahan penambangan emas. Levi Strauss pun mencoba menjual tekstilnya kepada para penambang emas di San Francisco.
Bersama Jacob Davis Tailor, seorang penjahit asal Nevada, Levi Strauss kemudian berusaha berinovasi dengan menciptakan pakaian dan celana yang terbuat dari bahan denim. Denim adalah bahan kain yang sangat kuat seperti terpal atau kanvas. Kata ‘denim’ berasal dari kata bahasa Perancis yang diubah ke dalam bahasa Amerika, yaitu kata ‘genes’ yang berarti Genoa, kota yang memproduksi celana denim di Italia, meski sebenarnya bahan denim ditemukan oleh seorang Perancis bernama Serge De Nimes.
Pada saat itu hanya ada dua warna pilihan bahan denim, yaitu biru dan coklat. Strauss sendiri memilih denim dengan warna biru, karena proses pencelupan denim dengan warna biru lebih murah daripada warna coklat. Nantinya pemilihan warna biru ini akan menciptakan istilah ‘blue jeans’.
Selain menggunakan bahan yang unik, celana yang diproduksi Strauss dan Jacob Tailor juga dilengkapi dengan pin tembaga di sekeliling kantongnya agar tidak mudah lepas. Celana pun digosok dengan batu apung, agar lebih lemas, nyaman dipakai dan tidak kaku seperti terpal.
Pada tahun 1873, celana ‘blue jeans’ produksi Levi Strauss mulai meluncur ke pasaran. Produksi ini mendapat respon yang sangat positif, terutama dari kalangan pekerja tambang karena bahan yang sangat kuat dan cocok dipakai untuk pekerjaan yang berat seperti di perusahaan pertambangan. Di tahun yang sama, Levi Strauss dan Jacob Davis mendapatkan paten atas jenis celana ‘blue jeans’ dengan desain memiliki kantung di samping dan belakang, berkancing di ujung-ujung sudutnya dan ujung retsleting untuk menambah kuat jahitannya.
Dalam waktu singkat blue jeans menjadi celana resmi para penambang. Kepopulerannya melahirkan sebutan “those pants of Levi’s” (celana si Levi) di kalangan pekerja tambang. Setelah itu tercetuslah merk dagang bernama “Levi’s”, yang merupakan merk dagang celana jeans pertama di dunia. Celana Levi’s pun menjadi simbol status ekonomi yang diasosiasikan dengan celana kelas pekerja.

b)  Jeans Levi’s Mengglobal
Tahun 1886 merk “The Two Horse” dirilis dan jadi lambang celana yang kuat sekaligus bukti Levi's adalah yang pertama mempopulerkan celana ini. Penggunanya pun menyebar, tidak lagi hanya di kalangan penambang, namun telah meluas dan menjadi tren.
Popularitas jeans semakin melebar setelah adanya film cowboy pada tahun 1930-an. Hal ini dikarenakan pemain-pemain dalam setiap film cowboy di Amerika biasanya menggunakan celana blue jeans Levi’s. Aktor-aktor terkenal tersebut antara lain Marlon Brando pada saat menjadi aktor film The Wild One tahun 1954, dan James Dean pada saat menjadi aktor film Rebel Without A Cause tahun 1955.
Dalam waktu yang relatif singkat para lelaki baik tua maupun muda berusaha meniru jagoan mereka dengan ikut mengenakan jeans. Jeans naik daun kala itu dan membuat citra jeans yang dulu hanya menjadi celana kelas pekerja menjadi sebuah simbol penampilan yang kasual. Penggunaan jeans pun semakin meluas pada masa perang dunia, dimana para tentara Amerika kala itu memakai jaket dan jeans Levi’s dalam Perang Dunia II.
Pada era tahun 1970-an ketika Barat dilanda "endemi" hippie, jeans menjadi salah satu atribut yang melekat pada mereka, menjadi simbol pemberontakan terhadap kemapanan. Tidak jarang "para pemberontak" itu sengaja mengoyak-ngoyak celana jeans mereka untuk mempertegas penolakan mereka pada kemapanan.
Dan cerita jeans tidak berhenti di situ, jeans benar-benar menjadi tren berkualitas setelah pada tahun 1980-an para perancang top dunia seperti Armani, Klein dan Versace mulai mengangkat jeans sebagai bahan yang bisa tampil anggun dengan rancangan mereka. Kini penggunaan jeans benar-benar meluas dan bahkan telah sampai untuk seragam santai (dress down friday) yang biasa digunakan setiap jum’at untuk ke kantor.
Para perancang Indonesia juga tidak imun dengan perkembangan ini. Mereka menggunakan jeans di dalam rancangan mereka. Mulai dari duet Era Soekamto dan Ichwan untuk label mereka Urban Crew yang ditujukan bagi mereka yang muda usia, sampai Ronald Very Gaghana. Carmanita pun memakai jeans dalam rancangan tahun 2002-nya, sementara rumah mode Christian Dior sudah beberapa kali mengeluarkan jeans untuk label siap pakai.
Madonna ikut mempulerkan jeans melalui tur dunianya yang memakai tema cowboy sebagai tema pakaian. Begitu pula penyanyi kondang seperti Britney Spears dan Shakira, mereka terlihat beberapa kali menggunakan jeans dalam klip video musik mereka.
Kini celana jeans sudah mengglobal. Dalam kehidupan sehari-hari, baik laki-laki maupun perempuan sudah terbiasa memakai celana jeans. Penggunaannya pun tidak terbatas di satu negara saja, melainkan sudah dipakai di banyak negara, bahkan sudah menyebar di seluruh dunia. Penyebaran ini adalah akibat adanya arus globalisasi.


Terima kasih untuk kunjungannya
- Semoga Bermanfaat -

1 komentar: